Amelia Mom Rantau

Penulis  : Tami Asyifa
Editor   : Windy Effendy

"Merantaulah! Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup di negeri asing (di negeri orang)." - Imam Asy-Syafii

Merantau, bisa tentang pergi meninggalkan kampung halaman untuk berbagai keperluan. Di sebagian masyarakat kita, merantau malah menjadi sebuah tradisi. Mereka mempunyai pemahaman bahwa merantau membuat seseorang bisa mendapatkan pemahaman tentang dunia, memperluas pengetahuan, sosial, budaya.

Para perantau akan terlibat dalam lingkungan baru. Mereka dapat belajar menghargai perbedaan dan memperkaya pandangan hidupnya. Selain itu, merantau menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan alasan kuat meningkatkan pendidikan itulah, sahabat KLIP yang satu ini pergi meninggalkan tanah air menuju sebuah negeri di benua Eropa. Kenal Lebih Dekat kali ini akan mengulik lebih jauh Amelia Aquareta sebagai perantau.

Dari Jakarta ke Jerman


Seorang public health ini menyandang nama lengkap Amelia Aquareta. Mia, demikian ia sering disapa. Setelah menyelesaikan program masternya pada jurusan Kesehatan Masyarakat lalu kemudian menikah, Mia tinggal di Jakarta selama lebih dari 5 tahun. Namun, Mia harus mendampingi suaminya melanjutkan studi ke Jerman dan meninggalkan Jakarta.

Saat ini, Mia tinggal di Hannover, Jerman dan aktif sebagai member Ibu Profesional. Ia bahkan pernah menjadi ketua komunitas Ibu Profesional regional Efrimenia. Kesibukannya di komunitas, mendampingi suami tugas belajar, dan menjadi ibu, tak membuat Mia melewatkan kesempatan mendapatkan pengalaman berharga. Ia mengambil peran menjadi peneliti. Namun, ia harus fokus pada anak keduanya sejak melahirkan beberapa waktu lalu. Statusnya saat ini adalah elternzeit, istilah dalam bahasa Jerman untuk cuti panjang pasca-melahirkan untuk merawat anak.

Sebagai perantau, pasti ada suka dan dukanya. Sukanya lebih banyak karena ia menikmati tinggal dengan kehidupannya yang lebih teratur dan memiliki waktu untuk lebih keluarga banyak. Lingkungan bersih, ada banyak tempat untuk berolahraga, wisata alam juga terjangkau. Kesehatan dan pendidikan nyaman. Hiburan maupun program untuk anak-anak pun beragam, bisa memilih dari yang gratisan sampai bayar mahal. Sementara dukanya, pasti karena jauh dari keluarga dan kangen makanan Indonesia.

Mendapat kesempatan menjejakkan kaki di negara lain, jauh dari tanah air, membuat Mia mempunyai banyak tabungan pengalaman sebanyak suka yang ia rasakan sebagai perantau. Oleh karena itu, ia ingin mengabadikan pengalaman dan kenangan agar tidak hilang begitu saja. Salah satu cara yang dipilihnya adalah dengan menuliskan pengalaman itu.

Amelia dan Kegiatan Menulisnya


Mempunyai latar belakang sebagai ahli di bidang kesehatan masyarakat dan menjadi seorang peneliti tak menyurutkan kegemarannya menulis. Sampai saat ini, Mia yang mempunyai hobi melakukan riset, membaca buku, berbagi,lari, renang, dan travelling ini masih aktif menulis. Bahkan dari hobi yang beragam ini bisa disatukannya dalam satu kegiatan, yaitu menulis. Ia bisa mendapatkan ide untuk tulisan saat menjalankan hobinya.

Dari semua hobi dan aktivitas yang dijalaninya, yang paling menggambarkan seorang Amelia Aquareta adalah seorang mama rantau yang senang menulis dan travelling. Sebagai penulis, ia ingin dikenal penulis cerita keluarga di rantau. Gambaran seorang Mia sebagai mama rantau terlihat pada tulisan-tulisan di blognya.

Mia menggunakan Wordpress, Blogspot, dan Wixx untuk menulis. Ia menyukai tulisan nonfiksi sehingga blog Mia berisi tulisan dengan tema travelling dan cerita pengalaman selama di perantauan, termasuk menjalankan peran pengasuhan selama menjadi mom rantau. Mia menyukai tema-tema tersebut untuk mengabadikan jejak perjalanannya selama berada di negeri orang.

Menjaga Rutinitas Menulis


Mia menjadikan menulis sebagai kegiatan wajib dalam aktivitas harian selain membaca dan read-a-loud bareng anaknya. Meski sudah menjadi aktivitas rutin, ia tidak mengalokasikan waktu khusus. Terlebih saat ini, setelah mempunyai balita lagi. Ia harus menunggu suaminya berada di rumah agar ia bisa menulis apa saja di me-time miliknya.

Saat ini, ia bisa menulis minimal tiga kali dalam sepekan. Ia sengaja mengikuti challenge menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam sebuah komunitas blogger. Mengikuti tantangan menulis ini merupakan salah satu tipsnya agar konsisten menulis. Ia juga selalu membangun komunikasi dengan suami bahwa ia butuh support untuk me time yaitu menulis.

Menurut Mia, menjaga konsistensi memang menantang banget. Ia harus menghadapi banyak tantangan, antara lain:
  1. Waktu menulis yang random, seadanya waktu luang di antara kesibukan merawat anak.
  2. Fokus dan konsentrasi saat menulis yang terganggu oleh anggota keluarga.
  3. Terlalu banyak hal yang ingin diceritakan sehingga tulisan di blog menjadi panjang sekali dan membutuhkan waktu untuk menulisnya.
  4. Harus menabung foto untuk konten blog
  5. Harus menyunting foto agar layak tayang

Tantangan yang dihadapi Mia sebanding dengan pencapaiannya. Selama menekuni kegiatan literasi, Mia sudah berkontribusi pada 12 buku antologi. Dia juga mempublikasi artikel ilmiah di Top Publishers Internasional terindex Scopus, memiliki blog Top Level Domain (TLD) dan lulus KLIP.

Mia mengikuti KLIP sejak 2020 karena KLIP sudah memantik kebiasaan menulis serta menjaga konsistensi menulisnya. Ia berharap semoga KLIP selalu ada dan mendampingi para perempuan bertumbuh dan berkembang di bidang literasi, khususnya kepenulisan. Semoga ke depannya, program KLIP semakin inovatif demi mendukung para penulis berkarya.

Untuk teman-teman KLIP, ia menyampaikan pesan agar terus menulis tentang apa saja yang menyenangkan untuk ditulis selama bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun pembaca. Teruslah tebarkan kebermanfaatan dan kebaikan.

Berikut tautan yang bisa diakses untuk mengetahui tulisan-tulisan Amelia Aquareta:

https://michdichuns.com/
https://mommytraveller.com/
IG: @miadio @aldanbundabacabuku