Mardawiah Bloger

Penulis : Tami Asyifa
Editor  : Windy Effendy

Ketika begitu banyak rasa yang membuncah, pikiran liar berkelindan di kepala, lidah pun kelu mengungkapkannya. Menulis adalah salah satu cara mengeluarkan rasa, menuangkan pikiran-pikiran liar agar kepala dan hati menjadi ringan.

Menulis untuk menjaga kewarasan adalah alasan kuat teman KLIP yang satu ini. Kesibukannya sebagai istri, ibu, dan ibu guru pada sebuah lembaga pendidikan pemerintah dengan usia siswa siswi yang beranjak remaja, membutuhkan perhatian lebih. Tak jarang permasalahan anak-anak muda ini membuatnya harus berpikir jernih sebelum memutuskan. Kelelahan fisik bisa dihilangkan dengan istirahat sejenak. Namun, ketika perasaan tak karuan, butuh ruang untuk melepaskannya.

Tak lama lagi, ia akan memasuki masa purna tugas. Harus ada yang dikerjakan agar di masa pensiun kelak tetap sehat lahir dan batin serta produktif. Menulis menjadi salah satu pilihannya.

Mardawiah, Ibu Guru yang Konsisten Menulis


Sebagai pengajar, ibu guru yang bernama lengkap Mardawiah ini biasa dipanggil Bu Dawiah. Guru ilmu sains pada sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Makassar ini merupakan alumni strata dua Universitas Negeri Makassar Jurusan Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan (PEP).

Dawiah, ibu empat orang putra, dan seorang putri yang sudah beranjak dewasa ini menjalankan aktivitas sebagai seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang kreatif dan inovatif. Ia pun mulai suka menulis terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diampunya.

Semakin lama kegiatan menulis ini jadi nagih. Selain menjahit, ternyata hobinya juga membaca dan menulis. Dawiah tertarik membuat blog sebagai wadah yang menampung tulisannya. Saat ini, Dawiah mengelola dua blog. Keduanya sudah berdomain sehingga menuntutnya untuk selalu update. Salah satu alasannya untuk konsisten menulis dan posting pada kedua blog ini adalah agar tidak mubazir sudah membayar domainnya tiap tahun.

Kegiatan literasi yang paling mencerminkan dirinya adalah nge-blog. Sebagai penulis, ia ingin dikenal dan dikenang sebagai penulis yang inspiratif karena ia baru memulai belajar menulis dengan sungguh-sungguh pada usia yang sudah tidak muda lagi.

Dawiah pun menuturkan awal mula ia mulai menulis. Saat itu, awalnya belum seserius sekarang. Dulu ia tertarik menulis untuk menjaga kewarasan agar batinnya menjadi lega kembali. Keluarganya pernah mengalami musibah yang membuatnya hampir putus asa. Rasa putus asa itulah yang secara sadar ingin dihilangkannya. Menulis adalah pilihannya.

Meski lebih suka membaca buku fiksi—baik cerpen maupun novel, Dawiah merasa lebih mudah menulis nonfiksi. Ia lebih suka menulis dengan tema gaya hidup, tetapi yang paling gampang menurutnya menulis curahan hati atau curhat. Menulis curhat baginya serasa beririsan dengan niat awal serius menulis, yaitu menjaga kewarasan. Tema pendidikan juga menarik baginya. Terutama tentang pelajaran IPA. Untuk ini, ia dedikasikan satu blognya sebagai blog edukasi dengan nama EduBlast Sains.

Menulis dan Tantangannya


Dawiah merasa nyaman menulis pada tengah malam, saat suami dan anggota keluarganya sedang tidur. Namun, tidak selamanya proses menulis di waktu malam ini berjalan lancar. Ia juga harus istirahat agar keesokan harinya bisa mengajar dengan powerfull. Dawiah menyadari usianya kini semakin tua, tidak boleh begadang, jika tiada artinya. Ia pelan-pelan mulai belajar menulis di waktu senggang, misalnya usai Zuhur hingga Asar.

Tantangan yang sering dialaminya adalah kejenuhan. Saat jenuh datang, ia bisa berhari-hari tidak menulis sampai akhirnya ia merasa membutuhkan untuk menulis. Rasa itu harus ditumbuhkan, dengan mengingat lagi niat awal ia menulis.

Meski sudah lama serius menulis, ia merasa pencapaiannya belum banyak. Buku solo yang diterbitkan baru satu sementara yang lainnya masih berupa buku antologi. Sampai saat ini, ada sekitar 20 buku antologi yang telah ia hasilkan.

Berikut beberapa karya Dawiah:
  1. Buku solo pertamanya, Analisis Soal Tes Tertulis, 2017.
  2. Antologi pertamanya Bangga Jadi Ibu, Indscript, 2016.
  3. The Unspoken Love, antologi bersama alumni Juragan Artikel, 2017.
  4. The Journey of Writing, antologi bersama alumni Juragan Artikel, 2018.
  5. Cerita Rakyat Pilihan 34 Provinsi di Nusantara, Checklist, 2019.
  6. The Miracle of Ramadan, Wonderland Publisher, 2020.
  7. Gado-Gado Blogger, CV Putri Agung Mandiri, 2020.
  8. Guru Limited Edition, Pustaka Lestari, 2021.
  9. Beri Aku Cerita yang Tak Biasa,Wonderland Publisher, 2022.
  10. Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul, Wonderland Publisher, Juni 2023.

Selain menulis buku, ia juga aktif mengikuti pelatihan seputar kepenulisan. Berikut ini beberapa latihan kepenulisan yang pernah Dawiah  ikuti :
  1. Pelatihan menulis di Sekolah Perempuan.
  2. Mengikuti program SAGUSAKU Ikatan Guru Indonesia (IGI).
  3. Mengikuti berbagai training menulis di Indscript.
  4. Mengikuti beberapa training di Juragan Artikel.
  5. Mengikuti penulisan cerita anak di Wonderland Family.

Dawiah dan KLIP


Dawiah, yang berteman dengan salah satu blogger yang ada di KLIP, termotivasi saat membaca tulisan blogger tersebut. Ia menikmati cerita keseruan konsisten menulis bareng KLIP. Ia berpikir, inilah komunitas yang tepat agar bisa mengatasi rasa jenuh saat menulis. Ia merasa bisa memaksa diri untuk menulis minimal 10 tulisan per bulan. Maka sejak 2021, Dawiah mengikuti KLIP dan bertahan hingga hari ini.

Selain KLIP ia juga mengikuti berbagai komunitas, terutama komunitas blogger seperti Kumpulan Emak Blogger (KEB), Blogger Perempuan, BCCD Good Nusantara, Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), dan Sidina Indonesia.

Perempuan yang mempunyai buku pertama Falsafah Hidup karya Buya Hamka, hadiah dari bapaknya rahimahullah ini akhirnya menjadi tergila-gila dengan tulisan Buya Hamka. Sosok itulah yang kemudian menjadi sosok inspirasinya.

Terakhir, Dawiah menyampaikan pesan kepada teman-teman KLIP bahwa KLIP adalah wadah menulis yang “memaksa” kita untuk terus menulis bukan karena harus mendapatkan lencana semata. Jika sudah berkomitmen menulis, carilah wadah yang membuat kita harus menulis; dan KLIP-lah tempatnya.

Tulisan Dawiah dapat dinikmati melalui tautan berikut ini:

https://www.mardanurdin.com

https://www.dawiah.com