Wahyu Suwarsi

Penulis : Tami Asyifa
Editor   : Windy Effendy

Pikun merupakan gejala awal demensia. Demensia adalah sindrom yang merupakan kumpulan gejala penurunan fungsi otak, seperti penurunan daya ingat, gangguan proses berpikir dan perilaku, perubahan perilaku dan emosional. Usia lanjut, faktor keturunan, dan perasaan negatif beresiko menderita pikun. Namun, ada beberapa kasus ketika orang muda usia pun bisa berisiko pikun. 

Tak ingin mengalami pikun, teman KLIP yang satu ini memilih menulis menjadi salah satu kegiatan mengisi waktu di usianya yang tak lagi muda. Menurutnya, dengan menulis ia juga dituntut rajin membaca. Kedua aktivitas ini membuat otak selalu aktif. Otak akan memproses informasi yang didapat dari membaca dan mengolahnya lalu menyimpan informasi itu. Menulis mengaktifkan semua bagian otak, memanggil kembali memori yang tersimpan, dan melakukan proses berpikir. Otak yang senantiasa aktif menurunkan resiko kepikunan. Apalagi jika aktivitas ini dilakukan secara konsisten. Konsisten adalah kunci, mantra yang dipegang oleh narasumber Kenal Lebih Dekat kali ini. Berbekal keyakinannya bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara terus menerus akan membangun kebiasaan positif.

Bertambah Usia, Semakin Produktif


Wahyu Suwarsi, yang berdomisili di Semarang, lebih sering disapa Yayuk. Ibu dua anak yang kini merasa memiliki banyak waktu luang. Anak-anaknya sudah besar, tak lagi riweh mengurus keperluan mereka. Yayuk mencari cara agar waktunya lebih produktif. Usia yang tak lagi muda menjadi alasan tersendiri untuk mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat. Terutama yang bisa mencegahnya dari kepikunan. Pilihannya jatuh pada menulis dan melakukan kegiatan sosial agar tetap produktif di usia yang tak lagi muda ini.

Memulai belajar menulis pada 2021 saat berusia 55 tahun tak menyurutkan semangatnya untuk berkembang. Saat pandemi, ia mengikuti kelas menulis online serta sebuah kelas belajar nge-blog. Ia turut berkontribusi dalam proyek penulisan beberapa kali; dan terbitlah beberapa antologi.
Kemudian pada 2023, ia mengikuti kelas blogging, blogspedia coaching selama 3 bulan. Setelah kelas tersebut usai, Yayuk mulai nge-blog dengan serius. Mencitrakan diri sebagai ibu rumah tangga yang suka menulis, Yayuk pun mantap menjadi blogger saat usianya menginjak 58 tahun. Ia merasa bahwa bertambahnya usia bukan halangan untuk semakin produktif.

Serius menulis dan konsisten mengunggah tulisan pada personal blognya, ternyata membuahkan hasil. Tawaran menulis dari beberapa brand pun diterimanya. Namun, motivasi utamanya menulis di blog adalah untuk berbagi. Menurutnya, jika mengisi blog hanya mengejar materi, suatu saat pasti akan merasa jenuh dan bosan. Ia tidak bisa leluasa menuliskan ide-ide yang diinginkan. Ide yang sesuai dengan pemikirannya. Ia pun tetap mengutamakan tulisan dengan tema-tema yang disukainya seperti travelling, review buku atau film, dan hal yang berhubungan dengan lingkungan.

Selain berusaha untuk konsisten menulis, Yayuk juga suka berkebun dan fotografi. Hasil hunting foto itu bisa jadi ide tulisan di blog atau sebagai garnish (hiasan) agar tampilan blognya semakin menarik dan informatif. Menurutnya, foto atau gambar yang bagus akan memikat pembaca. Posting tanpa garnish akan membuat pembaca lelah dan bosan.

Menemukan Komunitas dan Berbagi Semangat


Memulai menekuni passion pada usia yang tak lagi muda membuatnya membutuhkan lingkungan yang saling mendukung dan berbagi semangat. Yayuk bergabung di beberapa komunitas blogger, dan tentu saja Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Bermula saat mempunyai blog yang berdomain yang harus dibayar tiap tahun, menuntutnya untuk konsisten mengisinya. Yayuk pun mendaftar KLIP pada Januari 2024 agar termotivasi konsisten menulis.

Bergabung di KLIP, selain mendapat teman yang saling mendukung, juga menambah wawasan. KLIP membuatnya tertantang untuk semakin rajin menulis. Yayuk bahkan menantang diri untuk mengikuti Tema Tantangan Menulis, salah satu program KLIP. Selain sebagai peserta yang menyetorkan tulisan terbanyak pada program ini, salah satu tulisannya juga terpilih sebagai tulisan terbaik. Bahkan pada blog pribadinya ada label khusus untuk tulisannya di KLIP.

Mulai Dulu, Konsisten Kemudian


Yayuk memulai menulis dari proyek antologi demi antologi –– ada 13 antologi. Ia pun pernah menjuarai lomba menulis dalam rangka Hari Jamu Nasional. Saat ini ia semakin mantap menggunakan blog sebagai platform menulisnya. Menurutnya, segala sesuatu harus dimulai, apa pun hasilnya. Kesempurnaan akan berjalan seiring waktu asal terus belajar dan konsisten.

Salah satu usahanya untuk konsisten menulis, ia selalu berusaha menulis. Minimal satu jam dalam sehari. Jika sedang semangat dan mood-nya baik, ia bisa menulis lebih dari satu jam. Yayuk juga mempunyai waktu khusus untuk menulis. Siang hari setelah urusan domestik kelar, ia akan memulai menulis. Jika siang tidak sempat menulis, akan digantinya pada malam hari.

Tantangan terbesar yang biasa dihadapinya berasal dari diri sendiri. Rasa jenuh atau bosan. Tipsnya agar kembali bersemangat adalah:
  1. Kembali melihat alasan utama menulis yaitu agar tidak cepat pikun dan menambah wawasan.
  2. Menulis dengan tema yang disukai. Bisa tentang hobi, bacaan, pelajaran, topik obrolan dengan teman atau pasangan dan kebiasaan mengisi waktu luang.
  3. Memilih niche blog yang sesuai dengan passion, agar mudah mengembangkannya.
  4. Action, langsung lakukan jangan ditunda. Menunda akan membuat ide menghilang dan mood menguap.

Yayuk banyak terinspirasi dari Deka Amalia, teman sekaligus mentor yang dikenalnya saat pertama kali belajar menulis. Langkah pertamanya sudah dilalui. Memulai adalah bagian tersulit, tetapi tidak ada kata menyerah. Hingga akhirnya Yayuk berada di titik ini. Menulis dan menjadi seorang blogger. Tak ada kata menyerah, segala sesuatu yang layak dicapai membutuhkan usaha dan konsistensi.

Tulisan Wahyu Suwarsi bisa dibaca pada tautan berikut ini:

Blog:
https://www.wahyusuwarsi.com

Instagram:
https:// www.instagram.com/wahyu.suwarsi